Pergi Untuk Kembali



Ruang Satu 

Saya terharu sekali. Minggu, (28/4) kemarin ada banyak masyarakat yang turut mengantarkan saya pulang ke rumah. Ya, masa jabatan saya sebagai Wali Kota Madiun periode 2019-2024 memang telah berakhir. Minggu kemarin merupakan hari terakhir saya menjabat sebagai wali kota. Senin (29/4) ini saya harus mengikuti prosesi pelepasan jabatan di kantor Gubernur Provinsi Jawa Timur. Saya bersama ibu wakil diantarkan sampai ke rumah melalui giat Kirab Budaya Madiun City Festival. Tak hanya masyarakat, juga para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kota Madiun. 

Saya terharu karena banyak sekali yang turut mengantarkan. Mungkin ada ribuan orang. Dari iring-iringan pasukan berkuda, kereta kencana, drumband sejumlah sekolah, komunitas Harley dan mobil VW, hingga para tukang becak. Itu belum yang melihat di rute kirab. Dari yang lansia, dewasa, dan anak-anak. Semua tumplek blek. Saya terharu karena semangat masyarakat yang luar. Seperti diketahui, kegiatan dimulai pukul 13.00. Panas sekali tentunya. Tetapi antusiasnya luar biasa. Bahkan, ada yang sudah hadir sebelum acara dimulai. 

Saya tidak menyangka masyarakat seantusias ini. Bahkan, itu saya rasakan sejak beberapa hari terakhir ini. Saya banyak mendapatkan undangan dari masyarakat. Judulnya macam-macam. Ada yang pertemuan, ada yang silaturahmi, ada yang halal bihalal, dan lain sebagainya. Sering saya katakan, silahkan undang saya. Selagi saya bisa, pasti akan saya datangi. Pokoknya tidak berbarengan dengan agenda lain. Karenanya, saya upayakan untuk datang memenuhi undangan. Biarpun skalanya lingkungan RT atau RW. Biarpun skala kecil, mereka itu juga warga saya. 

Kalau ditotal ada puluhan undangan dari masyarakat dan organisasi sejak lebaran kemarin. Yang membuat saya terharu, dari masyarakat tersebut mengharapkan saya untuk maju lagi. Masyarakat siap untuk memberikan dukungan. Bahkan ada yang melakukan deklarasi menyatakan dukungan. Tentu saya menghargai itu. Saya memang baru satu periode. Dan saya sudah menyatakan untuk maju lagi. Saya serahkan sepenuhnya kepada masyarakat. Kalau masyarakat menyatakan dukungan kepada saya, ya saya sampaikan terima kasih sekali. 

Saya percaya akan pepatah siapa yang menanam maka akan memanen. Siapa yang menanam kebaikan maka akan tumbuh kebaikan. Antusias dan dukungan masyarakat yang luar biasa itu tentu bukan datang secara tiba-tiba. Saya percaya masyarakat Kota Madiun masyarakat yang suka membalas budi. Saat kita berikan kebaikan. Maka masyarakat juga akan membalas kebaikan. Sejak saya mendapatkan amanat memimpin Kota Madiun ini, saya bertekad untuk menghadirkan perubahan. Menjadikan kota ini yang nomor satu di negeri ini. 

Karenanya, yang ada hanya kerja, kerja, dan kerja. Kita langsung tancap gas benahi kota ini. Tak ayal, para OPD saya banyak yang sambat di awal. Tetapi budaya kerja itu perlahan membudaya kemudian. Aparat Pemerintah Kota Madiun sudah terbiasa dengan kerja yang bermuara pada hasil. ASN Kota Madiun bukan hanya bekerja sesuai dengan jam kerja. Aparat di Kota Madiun harus siap selalu, kapan dan dimanapun jua. Ada laporan masuk, jam berapapun wajib segera ditindaklanjuti. Tidak menunggu besok saja di jam kerja. 

Makanya, kota kita juga cepat. Di era kepemimpinan saya, kota kita mendapatkan 363 penghargaan dan prestasi. Bukan angka yang sedikit. Dan bukan hasil dari one man show. Tapi ini hasil dari kerja tim. Terima kasih kepada semuanya. Khususnya kepada aparatur Pemerintah Kota Madiun atas performa yang cemerlang, mampu menelaah, menjabarkan, dan mengeksekusi konsep pembangunan kota yang saya gagas. Hal ini sekaligus bukti Sumber Daya Manusia Pemerintah Kota Madiun yang memang berkualitas. Saya harap kualitas ini akan terus ditingkatkan.

Pesan ini nyaris selalu saya sampaikan. Termasuk pada rapat koordinasi bersama OPD saya di Minggu pagi kemarin. Mungkin itu rakor terakhir kepemimpinan saya di periode ini. Yang sudah baik harus semakin baik. Jangan sampai kendur. Biarpun kepemimpinan dipegang penjabat wali kota, budaya kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas harus terus menggelora. Saya percaya Kota Madiun akan tetap baik. Apalagi, informasinya penjabat wali kota bakal diemban Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur. Yakni, bapak Eddy Supriyanto. Beliau sudah cukup mengenal Kota Pendekar. Sebab, pernah menjabat sebagai Bakorwil Madiun. Saya titip pesan kepada OPD untuk melayani Pj wali kota dengan sebaik-baiknya. Melayani pimpinan sama halnya melayani masyarakat. Harus maksimal.

Terakhir, saya titip pesan kepada masyarakat yang mendukung saya untuk tidak kelewat khawatir. Saya memang akan pergi. Tetapi saya pergi untuk kembali lagi. Akan saya selesaikan kota ini. Seperti yang sering saya sampaikan, perubahan kota ini sejatinya baru 60 persen. Masih ada banyak ide dan pemikiran saya yang belum terealisasikan. Saya bukan sekedar janji. Tapi sudah memberikan bukti. Bagi saya amanat masyarakat adalah segalanya. Kepercayaan yang diberikan pantang untuk dikecewakan. Mungkin dalam kontestasi politik nanti akan muncul beberapa pilihan tersaji. Kalau ada yang sudah berikan bukti, buat apa cari yang baru berikan janji-janji. 

Tak lupa saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat Kota Madiun, termasuk OPD, dan juga stakeholder terkait. Tidak ada manusia yang sempurna. Dalam perjalanan saya memimpin kota ini tentu diwarnai suka dan duka. Karenanya, atas kesalahan yang mengemuka, mohon kirianya dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Ruang satu edisi kali ini saya akhiri dengan pantun. Wali Kota Madiun namanya Pak Maidi, Jabatan saya sebagai Wali Kota Madiun periode 2019-2024 berakhir hari ini, seperti merpati yang tidak pernah ingkar janji, saya pergi untuk kembali lagi. Terima kasih masyarakatku, terima kasih kotaku. Kota Madiun tercinta maju mendunia.


Penulis adalah Wali Kota Madiun, Dr. Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd