Cerita Titik Roesmiati, Getol Tularkan Semangat Kurangi Sampah Plastik Melalui Ecobrick




MADIUN – Sampah plastik yang dihasilkan manusia memunculkan dampak negatif bagi lingkungan. Hal inipun mendorong sejumlah masyarakat yang peduli lingkungan untuk mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik. Titik Roesmiati salah satunya.

Ya, warga Jalan Mayjen Sungkono Gang Bulu I, Kelurahan Nambangan Lor itu getol menularkan semangat mengurangi penggunaan plastik sejak lama. Semangat itupun semakin diperkuat saat dirinya mengikuti dan menjadi trainer pembuatan ecobrick sejak 2021.

‘’Awalnya karena pandemi, tidak ada kegiatan di rumah. Kita semua menggunakan masker yang itu dari plastik dan bisa menimbulkan dampak lingkungan kalau tidak dicarikan solusi. Lantas saya cari-cari di internet dan ketemulah komunitas GEA (Global Ecobrick Alliance),’’ ujarnya, Selasa (5/12).

Ecobrick secara sederhana adalah pembuatan bahan bangunan (seperti bata) dari botol bekas dan plastik. Botol bekas minuman diisi dengan potongan sampah plastik hingga mencapai volume tertentu. Kemudian, disusun menjadi benda bermanfaat, seperti meja dan kursi.

‘’Tentunya, botol dan sampah plastik sudah dicuci bersih dan dijemur hingga kering. Untuk mengisinya menggunakan rumus 0,33 dikali volume botol. Misalnya, botol air 600 ml harus diisi dengan plastik hingga beratnya mencapai 200 ml,’’ terang Guru SMKN 1 Jiwan itu.

Dalam mengedukasi masyarakat, istri dari Koes Hendrawan ini tidak menuntut hasil produk. Melainkan, membangun pola pikir masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap plastiknya masing-masing. Ecobrick, menurutnya, merupakan cara bijak mengolah plastik menjadi benda bermanfaat tinggi.

‘’Jangan menunggu pemerintah menyediakan alat canggih, cukup dari kesadaran kita mengelola sampah plastik. Tapi, jangan terus memperbanyak ecobrick, justru nanti tidak berusaha mengurangi plastik,’’ imbuhnya.

Dengan ecobrick, Titik mengajak masyarakat untuk mengelola sampah plastiknya agar tidak dibuang, dibakar, atau ditimbun karena bisa menimbulkan kerugian bagi lingkungan. Namun, dirinya juga berharap melalui ecobrick ini masyarakat semakin sadar untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi, pembuatan ecobrick membutuhkan kesabaran dan ketelatenan.

‘’Plastikku tanggung jawabku, plastikmu tanggung jawabmu,’’ tandasnya. (Ney/irs/madiuntoday)