Lebih Dekat Dengan Exalos Indonesia, Organisasi Penyelamat Ular Yang Gemar Edukasi Masyarakat




MADIUN – Hewan eksotis seperti ular kerap membuat orang salah paham. Siapa yang takut akan kehadirannya pasti melakukan segala cara untuk melakukan pengusiran. Bahkan, tak jarang disertai dengan tindakan kekerasan.

Untuk itulah Exotic Animal Lovers (Exalos) Indonesia terbentuk. Khususnya di area Madiun, organisasi yang telah mengantongi izin Kemenkumham itu telah berdiri sejak 2,5 tahun lalu. Basecamp-nya berada di Jalan Jonggrang, Kelurahan Patihan, Kota Madiun.

‘’Kegiatannya antara lain melakukan rescue ular. Juga, memberikan edukasi seperti pelatihan khusus di komunitas, instansi, maupun sekolah. Kami juga bisa mengeluarkan sertifikat untuk keahlian khusus,’’ ujar Yonny Purwandana, Koordinator Exalos Indonesia wilayah Madiun saat diwawancarai, Senin (7/8).

Pria 42 tahun yang akrab disapa Pakdhe Ulo itu menuturkan bahwa saat ini ada ratusan anggota Exalos di wilayah Madiun. Terutama, relawan bencana dan anggota Pemadam Kebakaran. Mereka juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak salah penanganan saat berhadapan langsung dengan ular.

Pakdhe Ulo pun mewanti-wanti warga agar tidak melakukan tindak kekerasan terhadap hewan eksotik tersebut. ‘’Segera panggil petugas Damkar atau hubungi Exalos jika melihat ular di sekitar anda,’’ tuturnya.

Dalam melakukan upaya penyelamatan, Exalos akan membawa ular atau hewan rescue untuk dirawat hingga sembuh jika ada luka atau penyakit tertentu, seperti kutu, sebelum dilepasliarkan.

Saat proses pelepasan ke alam liar juga tidak dilakukan dengan sembarangan. Mereka bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) agar potensi hidup hewan lebih besar. Sebab, dalam melepaskan hewan ke alam liar juga wajib memperhatikan sejumlah aspek. Seperti, ketersediaan air, terdapat sumber makanan, serta jauh dari pemukiman atau tempat yang biasa dikunjungi banyak orang.

Menurut Yonny, habitat yang semakin berkurang membuat ular mudah ditemui di area pemukiman warga. ‘’Seperti manusia, kalau rumahnya digusur pasti sesekali mengunjungi tempat tinggalnya dulu. Ular juga begitu,’’ jelasnya. Ular akan melata sesuai rute yang sering dilewatinya dulu. Namun, bedanya kini bukan berupa rawa. Melainkan, sudah berubah menjadi pemukiman warga atau pabrik dan bangunan lainnya.

Karena itu, Yonny mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah. Sebab, ular suka tempat-tempat yang kotor, rimbun, dan lembab.

‘’Kalau tempatnya kotor, banyak tikus berdatangan. Populasi tikus yang banyak bisa mengundang ular datang karena dia pemangsa tikus,’’ imbuhnya.

Selain itu, rajin mengepel rumah dengan pembersih lantai karbol dan menyemprotkan wewangian bisa menjadi salah satu cara mengusir ular. Sebab, ular tidak suka bau yang menyengat. Serta, jaga jarak antara ranting pohon dan tembok rumah setidaknya dua meter agar tidak menjadi jalur ular.

Lebih lanjut, Yonny mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi musim tertentu, seperti Desember hingga Maret yang menjadi fase telur ular menetas. ‘’Selain itu, musim hujan membuat volume air meningkat. Sehingga, ular yang tadinya bersembunyi di lubang tikus akan keluar ke permukaan karena lubang tempat tinggalnya terendam air,’’ tandasnya. (WS Hendro/irs/madiuntoday)