Wali Kota Maidi Larang Jahitkan Seragam Sekolah di Luar Kota, Jadi Berkah Penjahit Lokal




MADIUN – Kebijakan pemberian seragam gratis beserta ongkos jahit oleh Wali Kota Madiun, Maidi bukan sekedar meringankan beban orang tua siswa. Namun, juga untuk menggeliatkan perekonomian kota. Bagaimana tidak, orang nomor satu di Kota Pendekar itu melarang wali murid atau orang tua siswa penerima bantuan untuk menjahitkan seragam kepada penjahit di luar Kota Madiun. Harapannya, dapat menggeliatkan perekonomian kota sekaligus menjadi berkah penjahit lokal.

‘’Kita punya lebih dari 100 penjahit di kota ini. Tidak perlu menjahitkan baju sampai luar daerah,’’ kata Wali Kota Maidi, Selasa (11/7).

Bahkan, wali kota bakal melakukan monitoring ke sejumlah penjahit. Hal itu untuk memastikan penjahit kota mendapatkan job penjahitan seragam sekolah hasil bantuan pemerintah tersebut. Wali kota optimis semua penjahit bakal kebagian pekerjaan. Pasalnya, jumlah peserta didik baru yang mendapat seragam cukup banyak. Total ada sebanyak 5.779 peserta didik baru tingkat SD dan SMP di Kota Madiun yang telah mendapat seragam gratis tersebut. Rinciaanya, sebanyak 2.629 tingkat SD dan 3.150 tingkat SMP. Jika satu siswa mendapatkan dua kain seragam, artinya ada 11 ribu lebih seragam yang perlu dijahitkan.

‘’Ini potensi luar biasa. Ada uang miliaran untuk pengadaan ini. Eman kalau kemudian tidak dinikmati masyarakat sendiri. Akan kita cek ke penjahit,’’ tegasnya.

Pengadaan seragam gratis dan ongkos jahit ini setidaknya Pemerintah Kota Madiun mengeluarkan anggaran Rp 3,4 miliar. Rinciannya, Rp 1,8 miliar untuk seragam dan Rp 1,5 miliar untuk ongkos jahitnya. Namun, ongkos jahit hanya untuk peserta didik baru di sekolah negeri. Bantuan ongkos jahit ini sebesar Rp 265.400 untuk jenjang SD dan Rp 306.200 untuk jenjang SMP. Besaran bantuan sudah disesuikan untuk dua potong seragam. Yakni, merah putih dan pramuka untuk SD dan biru putih dan pramuka untuk SMP.

‘’Harus di penjahit lokal. Kalau sebulan tidak cukup, tidak apa-apa lebih dari itu. Anak-anak tetap boleh pakai seragam sekolah lama kalau memang (seragam baru) belum jadi,’’ terangnya.

Berkah Penjahit Lokal

Kebijakan Wali Kota Madiun, Maidi ini tentu menjadi berkah bagi penjahit lokal Kota Madiun. Seperti yang dialami Sukahar. Penjahit Sanjaya tailor yang membuka jasa di Jalan Panglima Sudirman ini mengaku kebanjiran pesanan. Bahkan, sejumlah orderan terpaksa ditolak. Dia mengaku hanya menerima masing-masing lima orderan untuk seragam SD dan SMP.

‘’Sebenarnya banyak yang datang, tetapi karena saya cukup tua, memang saya batasi,’’ ujarnya.

Dia mengaku sangat terbantu dengan kebijakan Wali Kota Maidi tersebut. Sebab, dapat melariskan jasa penjahit. Dia juga berharap program tersebut bisa terus berjalan ke depan.
‘’Alhamdulillah, orderan bisa meningkat berkat kebijakan bapak wali kota. Jadi tidak hanya membantu orang tua siswa, tetapi juga menolong kami dari segi jasa penjahit,’’ ungkapnya. (rams/agi/madiuntoday)