Lewat Miniatur Kapal Pinisi, Warga Kelurahan Nambangan Kidul Ini Salurkan Bakat Seni




MADIUN - Potongan-potongan bambu tergeletak di lantai. Tak jauh dari sana, terlihat pisau, lem kayu, serta cat plitur yang sudah disiapkan sebagai alat tempur. Itulah gambaran yang terlihat di rumah Albert Wilis Tri Saktiawan setiap harinya.

Remaja asal Jalan Kaswari, Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo itu dengan telaten membelah bambu menjadi potongan tipis dengan menggunakan pisau. Setelah terkumpul cukup banyak, potongan bambu itu dirangkainya menjadi sebuah miniatur kapal pinisi.

“Awalnya cuma iseng untuk bikin potongan bambu jadi sebuah kerajinan. Nah, kebetulan saya kepikiran untuk membuat kapal,’’ aku remaja 17 tahun itu.

Albert, sapaan akrabnya, memang sudah akrab dengan seni kriya kayu. Dia mengaku terinspirasi dari ayahnya yang juga seorang seniman. Namun, dia baru mulai serius menekuninya akhir tahun lalu.

Untuk satu miniatur kapal pinisi, Albert memerlukan potongan bambu ukuran 30–50 sentimeter. Bambu-bambu tersebut kemudian disesuaikan bentuknya dengan jenis perahu pinisi yang hendak dibuat.

‘’Pengerjaan sekitar 5 hari untuk membuat satu kapal,’’ ucapnya.

Miniatur kapal pinisi Albert, hanya dibuat untuk mengisi waktu luang sepulang sekolah maka dari itu, Albert belum terlalu melebarkan sayap pemasarannya. Saat ini karya yang sudah terjual hanya berkat omongan dari mulut ke mulut.

‘’Harganya tergantung tingkat kerumitan dan besar kecilnya kapal itu. Rata-rata sekitar Rp 250–350 ribu,’’pungkasnya.
(Dspp/kus/madiuntoday)