Teguh Prasetyo, Pemuda 22 Tahun yang Sukses Budidaya Lele Tebar Padat Kolam Bundar




MADUN – Usia Teguh Prasetyo masih cukup muda. Masih 22 tahun. Kendati begitu, pemuda warga Kelurahan Tawangrejo itu kini sudah memiliki 14 kolam untuk budidaya lele. Setiap bulan dia bisa memanen hingga 1,5 ton lele. Seperti apa?


Disamping tempat tinggal Teguh Prasetyo sampai halaman belakang penuh dengan kolam bundar. Setidaknya ada 13 kolam bundar berdiameter 3 meter dan satu kolam berbentuk persegi panjang. Semuanya berisi ikan lele. Pras –sapaannya- memang pembudidaya ikan lele. Dari belasan kolam itu dia bisa menghasilkan 800 kilogram sampai 1,5 ton lele setiap bulannya. 


‘’Dari masih sekolah memang suka ikan. Saya pernah buat kolam untuk budidaya biarpun akhirnya gagal,’’ kata pria yang bertempat tinggal di Jalan Tawang Sakti gang IV itu. 


Dia juga sempat frustasi dan akhirnya membongkar kolam buatannya itu. Pras juga pernah bejualan martabak. Pun juga gagal. Dia lantas bekerja di sebuah toko oleh-oleh. Namun, jiwa bisnisnya kembali menggebu. Dia akhirnya keluar dan kembali mencoba budidaya ikan konsumsi. Kali ini, dia membuat kolam bundar bermodal informasi dari internet. Biarpun banyak kendala, Pras tak menyerah. Usaha perlahan mulai membuahkan hasil terutama setelah bergabung dengan kelompok budidaya Tawang Ulam Mukti (TUM). 


‘’Mulai serius menggeluti budidaya ikan ini sejak 2019. Sebelumnya hanya iseng dan karena hobi saja,’’ terangnya. 


Biarpun begitu, usahanya tak selalu mulus. Dia pernah harus kehilangan ikan satu kolam penuh karena salah penanganan. Ada satu ikan yang sakit, dan lantas menulari yang lain. Namun, pernah juga panen cukup memuaskan. Dari sekitar enam ribu bibit yang ditebar, dia bisa memanem hingga 5 kuintal lebih. Itu tak terlepas dari pendampingan yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian khususnya bidang perikanan Kota Madiun. 


‘’Berkat rekomendasi dinas juga saya bersama kelompok budidaya di sini juga mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupa kolam ikan, bibit, pompa, prebiotik, dan juga aerator,’’ jelasnya. 


Dari keuletannya, dia kini bisa dibilang jadi pembudidaya sukses. Dari yang hanya melayani partai kecil ke sejumlah warung dan tetangga sekitar, kini Pras hanya melayani tengkulak besar. Tidak hanya di Kota Madiun, namun hingga daerah Solo dan sekitarnya. Keuntungannya bisa mencapai Rp 500 ribu sampai 1 juta rupiah perkolam. Baginya, pemuda harus berani mengambil langkah. 


‘’Tidak perlu ragu atau takut karena pasti ada jalan, termasuk bantuan dan bimbingan dari pemerintah. Yang penting berani mencoba dulu,’’ pungkasnya. (dspp/agi/madiuntoday)